Pembukaan KFBN 2024 Berlangsung Meriah

Tenggarong – Pembukaan pelaksanaan kegiatan seni dan budaya Kutai Festival Budaya Nusantara (KFBN) tahun 2024 garapan Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Kukar berlangsung meriah.

Pembukaan yang berlangsung sangat ramai itu dilaksanakan di Stadion Rondong Demang Tenggarong pada Senin (8/7/2024).

Pembukaan kegiatan seni dan budaya tersebut diawali dengan Parade seluruh kontingen KFBN 2024.

Pada para tersebut, semua mata tertuju kepada kontingen-kontingen khususnya yang berasal dari luar provinsi Kaltim, di antaranya Bumi Sawerigading Kota Palopo Sulawesi Selatan (Sulsel), Kabupaten Buton Sulawesi Tenggara, Kabupaten Manggarai Barat Nusa Tenggara Timur dan Kabupaten Gowa Sulsel.

Seluruh kontingen menampilkan kesenian daerah masing-masing, hingga pertunjukan dari Marching Band School Kukar.

Hadir pada pembukaan KFBN 2024 Sekda Kukar Sunggono, Plt. Dispar Kukar Sugiarto, beserta OPD-OPD di lingkungan kerja pemerintah daerah.

Pembukaan itu juga disaksikan oleh ratusan masyarakat Kukar yang memadati area Stadion Rondong Demang Tenggarong.

Bupati Kukar Edi Damansyah, melalui Sekda Sunggono mengapresiasi semua pihak yang telah berperan serta bekerja keras dalam menyelenggarakan KFBN 2024.

“Mulai dari panitia penyelenggara, para sponsor, Paguyuban-paguyuban dan seniman-seniman yang turut berpartisipasi, serta seluruh masyarakat Kutai Kartanegara yang telah memberikan dukungan penuh,” ucap dia.

Ia mengajak seluruh tamu undangan, para peserta, hingga seluruh masyarakat Kukar yang hadir untuk bersama menjadikan KFBN 2024 ini sebagai momentum saling menghargai, memahami, dan merayakan keberagaman budaya sebagai salah satu kekayaan yang tak ternilai harganya bagi bangsa Indonesia.

“Tanpa kerjasama dan dedikasi dari semua pihak, keberhasilan acara ini tidak akan tercapai,” pungkasnya. (adv/ko)

Kukar Festival Budaya Nusantara bakal Dibuka dengan Tari Massal

Tenggarong – Kegiatan Kukar Festival Budaya Nusantara (KFBN) garapan Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Kukar bakal dibuka dengan Tari Massal Gema Budaya Etam.

Head Coreografer Tari Massal KFBN, Dian Paramita Nur Sandi menyebut bahwa tari massal ini akan ditarikan oleh ratusan penari di Kukar.

“Penarinya kurang lebih 200 penari dari 5 Paguyuban Etnik yang ada di Kukar dan 150 penari dari Kukar,” beber dia kepada media ini, Sabtu (6/7/2024).

Ia menjelaskan, tari massal ini sebagai opening kegiatan tahunan Dispar yang sebelumnya bernama Tenggarong Internasional Folk Art Festival (TIFAF).

“Sekarang yang berganti menjadi Kukar Festival Budaya Nusantara (KFBN). Nah ini adalah pertama kalinya openingnya menggunakan tari massal beralih dari TIFAF ke KFBN,” jelas Dian.

Dia menerangkan, tari massal kali ini mereka mengangkat cerita dari 3 pilar kebudayaan yang ada di Kukar. Pertama dari Keraton itu diambil dari legenda Kutai. Kedua dari pedalaman mengambil sosok burung enggang dari suku Dayak. Ketiga dari pesisir mengangkat Tari Jepen suku Kutai.

“Terus ada 5 Paguyuban Etnik yang bermukim di Kutai Kartanegara seperti Bali, Sulawesi, Jawa, sama Sumatera untuk digabungkan menjadi satu. Dan kita menyambut adanya Ibukota Negara yang terbaru,” terangnya.

Dian mengungkapkan, untuk tari massal ini mereka hanya diberikan waktu persiapan yang cukup sedikit.

“Persiapan tari massal ini kita butuh waktu dari awal perekrutan sampai dengan hari ini itu cuman 10 hari,” beber dia.

Walaupun dengan waktu yang cukup mepet tersebut, pihaknya berkomitmen untuk menampilkan yang terbaik.

Ia mengatakan, dari awal persiapan sampai sekarang kekompakan ratusan penari semakin berkembang.
sekali.

“Alhamdulillah sampai hari ini teman-teman pada bersemangat dan tingkat kekompakannya Insyaallah sudah sekitar 70 persen,” kata Dian.

Dia berharap meskipun dengan waktu persiapan yang sedikit, pelaksanaan KFBN ini bisa berjalan dengan lancar serta sukses sampai akhir kegiatan.

“Walaupun 10 hari kita usahakan seperti event-event sebelumnya tampilannya bisa layak dan seperti latihannya mungkin satu bulan sebelumnya, dan bisa disukai oleh para penonton dan tamu-tamu yang hadir nanti di acara KFBN,” tutupnya. (adv/ko)

Mecaq Undat: Pesta Panen Dayak Kenyah yang Meriah, Kebangkitan Budaya di Tabang

KUTAI KARTANEGARA – Festival Budaya Mecaq Undat yang digelar di Desa Ritan Baru dan Tukung Ritan, Kecamatan Tabang, berlangsung dengan penuh kemeriahan.

Acara tahunan ini, yang berlangsung dari 1 hingga 4 Mei 2024, menampilkan tarian khas Suku Dayak Kenyah dan serangkaian lomba olahraga tradisional.

Event yang telah menjadi bagian dari kalender Dinas Pariwisata Kutai Kartanegara (Kukar) ini, mendapat dukungan penuh dari Dispar, mulai dari pelaksanaan festival hingga kegiatan lain yang terkait.

Plt Kepala Dispar Kukar, Sugiarto, melalui Adyatama Parekraf Dispar, Hadiyansah, menyatakan bahwa festival ini bertujuan untuk melestarikan adat istiadat lokal yang lebih dari sekadar perayaan.

“Mecaq Undat bagi Suku Dayak Kenyah adalah ekspresi rasa syukur atas berkah panen padi,” ujar Hadiyansah, Senin (6/5/2024).

Tradisi menumbuk beras menjadi tepung, yang secara harfiah merupakan arti dari Mecaq Undat, merupakan simbol dari transformasi hasil panen menjadi sumber kehidupan.

“Pesta ini tidak hanya disambut antusias oleh masyarakat lokal, tetapi juga menarik perhatian wisatawan dari dalam dan luar negeri. Alhamdulillah, acara ini berjalan lancar dan memberikan dampak positif, terutama dalam meningkatkan ekonomi di Kecamatan Tabang,” tambah Hadiyansah.

Mecaq Undat adalah upacara adat yang diadakan oleh Suku Dayak Kenyah untuk merayakan musim panen padi.

Upacara ini melibatkan prosesi menumbuk beras bersama-sama, mengikuti irama gong yang ditabuh secara serentak, sebagai simbol dari kebersamaan dan kerjasama komunitas.

Selain tarian, festival ini juga mengadakan lomba-lomba olahraga tradisional seperti dayung perahu.

Harapan besar tersemat agar melalui kegiatan ini, seni dan budaya lokal, serta potensi Desa Ritan Baru dan Tukung Ritan, dapat terus dikenal dan dilestarikan. (ADV)

Pantai Tanah Merah Samboja, Primadona PAD Kutai Kartanegara di Tengah Libur Lebaran

KUTAI KARTANEGARA – Dalam upaya menggenjot Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) mengoptimalkan empat destinasi unggulan: Pulau Kumala, Pantai Tanah Merah, Waduk Panji, dan Planetarium. Di antara keempatnya, Pantai Tanah Merah di Samboja tampil sebagai kontributor terbesar.

“Selama ini untuk penyumbang PAD Kukar terbesar masih dipegang oleh Pantai Tanah Merah yang ada di Samboja,” kata Kepala Bidang Pengembangan Pariwisata Dispar Kukar, Ridha Fatrianta pada Minggu (5/5/2024)

Lebaran tahun ini, dari tanggal 11 hingga 15 April 2024, PAD yang dihasilkan dari objek wisata yang dikelola Dispar Kukar mencapai angka signifikan sebesar Rp218.810.000 dengan kunjungan total 21.392 pengunjung.

Ridha juga menyampaikan apresiasi kepada pengelola wisata swasta yang telah berkontribusi pada pajak PAD Kukar, yang dikelola oleh Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kukar.

“Kami tentunya juga berterima kasih kepada pengelola wisata swasta yang turut andil dalam meningkatkan PAD Kukar,” ucapnya.

Inovasi selanjutnya adalah pengembangan aplikasi pembayaran parkir online oleh pengelola wisata swasta, yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan kas daerah.

Sebagai langkah lanjutan, Dispar Kukar berencana melakukan pembenahan dan renovasi fasilitas di sejumlah objek wisata yang dikelola, guna meningkatkan kenyamanan dan pengalaman para pengunjung. (ADV)

Kutai Kartanegara Siap Gelar 40 Event Pariwisata di 2024: Upaya Penguatan Ekonomi Lokal

KUTAI KARTANEGARA – Dalam upaya menggalang kolaborasi dan mendorong ekonomi lokal, Dinas Pariwisata (Dispar) Kutai Kartanegara (Kukar) telah mengumumkan rencana ambisius untuk menyelenggarakan 40 event pariwisata sepanjang tahun 2024.

Kegiatan-kegiatan ini telah tercatat dalam Kalender Event 2024 Kutai Kartanegara dan akan berlangsung di berbagai lokasi di wilayah Kukar.

Triyatma, Kabid Pemasaran Pariwisata Dispar Kukar, menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk menjamin kesuksesan acara-acara tersebut.

“Kami akan melibatkan Kekraf Kukar, pelaku usaha, UMKM, pelaku seni dan budaya, serta pihak terkait lainnya,” ucapnya, Jumat (3/5/2024).

Menurut Triyatma, event dan festival ini adalah bagian dari Program Kukar Kaya Festival, yang selaras dengan visi ke-3 masa kepemimpinan Bupati Kukar Edi Damansyah dan Wabup Kukar Rendi Solihin.

“Program ini telah diintegrasikan ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kukar tahun 2021-2026,” katanya.

Dalam periode 2021-2026, direncanakan akan ada total 100 festival dan event.

“Kami siap menambahkan anggaran di APBD Perubahan jika diperlukan, terutama untuk memperkuat acara-acara di K3F,” kata Triyatma.

Program ini diharapkan dapat menjadi wadah pengentasan kemiskinan dan penguatan ekonomi lokal yang langsung dirasakan oleh masyarakat.

Dengan penyelenggaraan event ini, diharapkan akan ada peningkatan jumlah wisatawan, kapasitas penginapan, dan dampak positif bagi pelaku UMKM dan seniman.

“Kami berharap ini akan memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian lokal,” lanjut Triyatma.

Beberapa acara besar yang telah diselenggarakan termasuk Peringatan Peristiwa Merah Putih, Festival Ogoh-ogoh, dan lainnya.

Selain itu, Dispar Kukar juga telah mempersiapkan acara untuk waktu dekat, seperti KFBN, Erau Sabintulung, dan Tenggarong Kutai Carnival.

“Beberapa acara telah dilaksanakan, sementara yang lain masih dalam tahap pengembangan dan persiapan,” pungkas Triyatma. (ADV)

Inovasi Kuliner Kukar: Upaya Dispar Kukar Menciptakan Oleh-Oleh Khas yang Tahan Lama

KUTAI KARTANEGARA – Dalam upaya memperkenalkan keunikan daerah, Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) tengah berupaya mencari alternatif pengemasan untuk kuliner khas Kutai.

Hal ini bertujuan agar makanan tersebut dapat dijadikan oleh-oleh yang tahan lama dan dikenali lebih luas oleh wisatawan.

Kepala Bidang Pemasaran Dispar Kukar, Triyatma, mengungkapkan bahwa saat ini Kukar masih mencari identitas kuliner yang dapat dijadikan ciri khas daerah.

“Kita memiliki nasi bekepor atau gence ruan yang unik, namun masih terkendala dalam pengemasan untuk menjaga ketahanannya,” kata Triyatma Jumat(3/5/2025)

Triyatma menambahkan, “Kami terinspirasi oleh kota Yogyakarta yang berhasil mengemas gudegnya dalam kaleng atau kendi, sehingga bisa bertahan lama dan menjadi oleh-oleh populer. Kami berharap dapat menemukan formulasi serupa untuk kuliner Kutai.”

Dispar Kukar berkomitmen untuk terus mencari inovasi pengemasan yang efektif, sehingga makanan khas Kutai tidak hanya dikenal sebagai makanan kering umum seperti amplang, tetapi juga sebagai oleh-oleh yang memiliki ciri khas dan daya tahan yang lebih lama.

Triyatma menutup dengan harapan, “Kami ingin wisatawan tidak hanya mengenal Kutai dari objek wisatanya, tetapi juga membawa pulang kenangan berupa kuliner khas yang lezat dan tahan lama.” sambungnya. (ADV)