Tren Warna Duotone Jadi Simbol Perlawanan Rakyat di Media Sosial

Ketua Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Mohammad Novan Syahronny Pasie.

Samarinda – Media sosial tengah diramaikan dengan tren penggunaan warna duotone yang menjadi simbol perlawanan masyarakat terhadap pemerintah.

Fenomena ini menyebar cepat di berbagai platform seperti Instagram, TikTok, hingga X (Twitter), melalui kampanye bertajuk “17+8 Tuntutan Rakyat.”

Warganet ramai-ramai mengganti foto profil mereka dengan efek duotone Pink dan Hijau. Pink dimaknai sebagai kebaikan hati dan keteguhan rakyat, sedangkan Hijau melambangkan keseimbangan dan perdamaian.

Ketua Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Mohammad Novan Syahronny Pasie, menilai tren tersebut sebagai bentuk nyata protes masyarakat atas perlakuan pemerintah yang dianggap tidak adil.

“Ini wujud kekecewaan masyarakat. Banyak perlakuan yang selama ini dirasakan tidak adil,” ujarnya, Jumat (3/10/2025).

Novan menyebut kemunculan simbol warna Pink dan Hijau merupakan puncak kemarahan publik terhadap kondisi sosial-politik saat ini.

“Aspirasi sudah disampaikan, tapi tidak sepenuhnya ditindaklanjuti pemerintah. Akibatnya, kemarahan itu meluap,” jelasnya.

Ia menegaskan bahwa DPRD harus menjadikan fenomena ini sebagai momentum untuk memperkuat sinergi dengan masyarakat.

“Kami berkomitmen menyalurkan aspirasi dan keluhan agar benar-benar terserap,” tegasnya.

Novan menutup pernyataannya dengan menyebut tren duotone ini sebagai bukti nyata protes rakyat.

“Munculnya warna Pink dan Hijau ini adalah tanda jelas kemarahan masyarakat terhadap pemerintah,” pungkasnya. (adv/hr/ko)

Bagikan :