Tenggarong – Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mengarahkan seluruh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) di Indonesia, termasuk di Kutai Kartanegara (Kukar), untuk mengedepankan pendekatan humanis dalam menegakkan peraturan daerah (Perda).
Pendekatan ini dinilai penting agar masyarakat, termasuk yang melakukan pelanggaran, tetap merasa dihargai dalam proses penegakan hukum.
Kasatpol-PP Kukar, Arfan Boma Pratama, melalui Kepala Bidang Penegakan Produk Hukum Daerah Satpol-PP Kukar, Rasidi, menyampaikan bahwa pihaknya kini fokus pada pembenahan internal dan pelatihan untuk membentuk sikap lebih ramah dan sopan dalam berinteraksi dengan masyarakat.
“Intinya kita harus sopan, walaupun mereka melanggar peraturan daerah,” ujar Rasidi, Jumat (8/11/24).
Untuk mendukung arahan ini, Satpol-PP Kukar saat ini tengah menyelenggarakan berbagai pelatihan, termasuk pelatihan public speaking dan psikologi, agar anggota Satpol-PP lebih memahami karakter masyarakat.
Pelatihan ini diharapkan mampu membantu anggota dalam menggunakan bahasa yang baik dan tepat ketika berhadapan dengan pelanggar Perda di lapangan.
“Kita harus mengerti bahwa setiap orang memiliki karakter yang berbeda, sehingga pendekatan pun harus disesuaikan. Ada yang langsung paham, namun ada pula yang perlu adaptasi,” jelasnya.
Sebagai bagian dari proses tersebut, Kasatpol-PP Kukar juga secara aktif memberikan arahan dan berbagi pengalaman dengan anggotanya, terutama dalam menghadapi situasi yang rawan provokasi di lapangan.
Rasidi menjelaskan, mayoritas anggota Satpol-PP Kukar saat ini adalah generasi muda, termasuk beberapa atlet, yang perlu belajar menahan diri agar tidak mudah terpancing emosi.
“Kami secara rutin mengadakan sesi berbagi pengalaman dan arahan untuk memberi panduan terkait tindakan yang perlu diambil di lapangan,” jelas Rasidi.
Pendekatan ini diharapkan dapat meningkatkan ketenangan dan profesionalisme anggota Satpol PP dalam menghadapi masyarakat dengan berbagai karakter.
Rasidi menegaskan pentingnya sikap santun dalam interaksi dengan siapa pun, baik itu orang dewasa, remaja, maupun anak-anak.
“Bagaimana mau humanis? Salah satunya kita harus sopan santun. Mau tua, muda, ataupun anak-anak, kita harus santun sepanjang kita bicara dengan enak,” tutupnya. (adv/ak)