Regenerasi Agrikultur Berjalan, Petani Muda Kukar Muncul dengan Teknologi dan Pola Tani Modern

Ilustrasi Petani Milenial. (Istimewa)

Tenggarong – Regenerasi dunia pertanian di Kutai Kartanegara (Kukar) kini memasuki fase yang lebih progresif.

Puluhan hingga ratusan petani muda mulai menempatkan diri sebagai pelaku utama pembangunan pangan dengan pendekatan yang jauh lebih moder.

Mengoperasikan drone sprayer, melakukan pemupukan terukur, hingga mengelola catatan produksi berbasis digital.

Mereka menjadi wajah baru agrikultur Kukar, bukan hanya menanam, tetapi menghitung, menganalisis, dan membangun usaha tani berbasis teknologi.

Transformasi ini menjadi salah satu fondasi penting dalam visi Kukar Idaman Terbaik, di mana pertanian tidak lagi bertumpu pada pola turun-temurun, melainkan diarahkan menuju kemandirian jangka panjang.

Pemerintah daerah menargetkan lahirnya 100.000 pelaku pertanian unggul hingga 2030, dengan pembinaan sistematis melalui Sekolah Lapangan, pengembangan SDM, hingga penguatan literasi usaha tani.

Pendekatan ini selaras dengan instruksi Bupati Kukar Aulia Rahman Basri dan Wakil Bupati Rendi Solihin agar petani tidak hanya produktif, tetapi juga berdaya saing.

Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kukar, Muhammad Taufik, menyampaikan bahwa hingga saat ini sudah terdapat sekitar 500 petani muda aktif yang mulai menunjukkan pola kerja baru dengan lebih teliti, terukur, dan akrab dengan teknologi.

Melalui 162 Sekolah Lapangan, para petani dipandu memahami analisis hara, presisi pemupukan, manajemen air, hingga penggunaan peralatan digital dalam monitoring lahan.

“Ini bukan tentang seberapa besar bantuan diberikan, tetapi bagaimana petani mampu berdiri di atas kaki sendiri. Target kami adalah memberikan bekal pengetahuan agar mereka bisa mengambil keputusan usaha secara mandiri,” ujarnya, Senin (1/12/2025).

Melalui proses pembinaan yang terus berjalan, para petani muda juga didorong membangun kesiapan menghadapi persaingan pasar.

Drone sprayer, e-recording hasil panen, sensor kelembaban, hingga sistem budidaya ramah lingkungan kini mulai diperkenalkan secara lebih luas.

Mereka tidak lagi terpaku pada pola lama, namun tumbuh sebagai generasi produktif yang percaya diri mengolah lahan hingga memasarkan hasil panen.

“Anak-anak muda ini membawa energi baru dengan berani mencoba, tidak takut gagal, dan punya orientasi usaha yang kuat. Mereka adalah penggerak percepatan transformasi pertanian kita,” lanjutnya.

Proses transformasi juga diperkuat lewat pemutakhiran data 48.000 kelompok tani melalui Simluhtan.

Pembaruan ini memastikan seluruh pendampingan dari 28.940 petani binaan, ribuan peternak, hingga nelayan menerima intervensi sesuai kondisi lapangan.

Kolaborasi lintas sektor turut memperlebar jangkauan pembinaan; mulai dari Dinas Perkebunan dengan 4.000 pekebun, Dinas Ketahanan Pangan dengan 4.000 petani, hingga DKP yang menaungi lebih dari 60.000 nelayan.

Tak hanya tanaman pangan, sektor peternakan pun bergerak seiring. Distanak menyiapkan bantuan bibit untuk lebih dari 3.000 peternak, dengan harapan populasi ternak terus tumbuh dan kemandirian ekonomi desa semakin kuat.

Dengan pola pikir baru, kemampuan teknis yang lebih ilmiah, dan akses pembinaan yang terus mengalir, masa depan pangan Kukar tidak lagi bertumpu pada kuantitas produksi saja.

Pemerintah daerah ingin hadirnya generasi petani muda melahirkan pertanian yang berkelanjutan, teknologis, terukur, dan mendunia.

“Petani tangguh bukan dilihat dari banyaknya alat, tetapi dari kemampuannya mengelola usaha pertanian secara mandiri. Mandiri itu yang menciptakan daya saing,” tutupnya. (adv/ak/ko)

Bagikan :