Perempuan Samarinda Hadapi Kesenjangan Kerja, DPRD Minta Jangan Disalahkan

Anggota Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Riska Wahyuningsih.

Samarinda – Anggota Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Riska Wahyuningsih, menegaskan bahwa perempuan tidak bisa dijadikan kambing hitam dalam persoalan kemiskinan.

Menurutnya, tingginya angka pengangguran perempuan lebih disebabkan oleh keterbatasan akses kerja.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2024 mencatat tingkat pengangguran terbuka (TPT) perempuan di Samarinda mencapai 6,97 persen.

Angka ini lebih tinggi dibandingkan laki-laki yang berada di angka 5,01 persen. Dari sisi jumlah angkatan kerja, perempuan hanya 162.626 orang, jauh di bawah laki-laki yang mencapai 272.195 orang.

“Kalau perempuan belum bekerja, bukan karena tidak mau, tetapi karena belum menemukan peluang usaha atau pekerjaan yang tepat,” tegas Riska, Rabu (24/9/2025).

Ia juga menilai meski angka kemiskinan menurun, budaya patriarki masih membatasi ruang gerak perempuan. Stigma bahwa perempuan tidak perlu bekerja setelah menikah disebut menjadi penghambat.

“Padahal banyak perempuan aktif bekerja, hanya saja lebih banyak di sektor pemerintahan, organisasi, atau pekerjaan paruh waktu,” jelasnya.

Selain itu, Riska mengapresiasi peran perempuan dalam organisasi kemasyarakatan, khususnya PKK, yang dinilainya lebih aktif dibanding laki-laki dalam kegiatan sosial.

“Perempuan jangan hanya dilihat sebagai angka statistik, tetapi sebagai motor penggerak pembangunan. Mari bersama-sama membangun Samarinda,” pungkasnya. (adv/hr/ko)

Bagikan :