Pemulihan UPJA di Kukar, Solusi Perbaikan Alsintan dan Peningkatan Kesejahteraan Petani

Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Pertanian dan Peternakan Kukar, Moh. Rifani. (Akmal/adakaltim)

Tenggarong – Masalah perbaikan alat mesin pertanian (Alsintan) seringkali menjadi kendala bagi petani di Kutai Kartanegara (Kukar).

Untuk mengatasi hal ini, Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kukar berencana memberikan pelatihan kepada kelompok tani untuk memperbaiki sendiri alat-alat pertanian yang rusak.

Dengan demikian, petani dapat lebih mandiri dan mengurangi ketergantungan pada jasa perbaikan eksternal.

Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Pertanian dan Peternakan Kukar, Moh. Rifani, menjelaskan pelatihan ini bertujuan untuk memberikan keterampilan kepada petani.

“Kami akan mengadakan pelatihan Alsintan untuk melatih anggota kelompok tani agar mereka bisa memperbaiki alat tersebut,” ungkapnya.

Rifani menambahkan, dengan keterampilan ini, petani dapat lebih mudah mengelola alat pertanian yang mereka miliki.

Selain pelatihan, Rifani juga menyampaikan pihaknya berencana menghidupkan kembali Unit Pengelola Jasa Alsintan (UPJA).

UPJA akan berfungsi untuk mengelola alat pertanian secara kolektif, sehingga dapat mengurangi beban petani dalam hal biaya dan waktu.

Dalam rencana ini, petani akan mendapat akses yang lebih mudah terhadap alat-alat pertanian seperti traktor dan pemanen gabah.

“Upaya ini nantinya akan membuka lapangan pekerjaan, bukan hanya untuk petani, tetapi juga bagi pemuda setempat,” ujar Rifani.

Ia memberikan contoh seperti keberadaan UPJA di Bukit Biru yang mengelola seluruh Alsintan di daerah tersebut bisa menjadi contoh sukses.

Petani di sana tidak hanya menikmati manfaat dari alat yang dikelola, tetapi juga mendapatkan keuntungan dari kegiatan tersebut.

UPJA berperan penting dalam memfasilitasi petani untuk memperoleh akses terhadap alat pertanian dengan biaya terjangkau, yang pada gilirannya akan meningkatkan produktivitas pertanian.

Rifani mengungkapkan konsep penghidupan kembali UPJA sudah siap, namun masih membutuhkan proses panjang sebelum dapat direalisasikan sepenuhnya.

“Kami sedang mempersiapkan konsep ini. Mereka yang mengikuti pelatihan akan mendapatkan sertifikat dan juga toolkit sebagai bagian dari upaya pemberdayaan,” ujarnya.

Lebih lanjut, Rifani menambahkan pihaknya juga berencana bekerja sama dengan desa-desa untuk menyediakan fasilitas pelatihan, seperti workshop dan bengkel.

Hal ini tidak hanya memberikan kesempatan bagi petani untuk memperoleh keterampilan, tetapi juga membuka peluang penghasilan tambahan bagi pemuda-pemuda setempat.

“Kami akan berkerjasama dengan desa agar nanti mereka buatkan workshop nya, tempat gudang nya, bengkelnya, sehingga nantinya ini bisa memberikan penghasilan bagi para pemuda,” tutupnya. (adv/ak)

Bagikan :