Tenggarong – Musyawarah Daerah (Musda) ke-VI Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) resmi mengukuhkan Ahmad Zainuddin sebagai Ketua DPD PKS Kukar periode 2025-2030.
Kegiatan tersebut berlangsung di Hotel Grand Elty Singgasana, Tenggarong pada Sabtu (6/9/2025). Diketahui bahwa Musda DPD PKS ini dilaksanakan serentak di seluruh kabupaten/kota di Indonesia.
Musda tersebut dihadiri oleh Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kukar Rinda Desianti, Sekretaris DPW PKS Kaltim Wasis Riyanto, Anggota DPRD Provinsi Kaltim Firnadi Ikhsan, serta dua Anggota DPRD Kukar, Muhammad Idham dan M. Hidayat.
Dalam agenda ini dilakukan pengukuhan pengurus baru, di antaranya Ketua Majelis Pertimbangan Daerah (MPD), Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD), Ketua Badan Koordinasi Pengembangan dan Pemberdayaan (BKAP), serta Ketua Dewan Etik Daerah (DED).
Sebagai ketua DPD PKS Kukar yang baru, Ahmad Zainuddin menegaskan bahwa kepengurusan baru akan berpegang teguh pada arahan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKS.
“Ada tiga poin yang menjadi acuan utama kita, yaitu memperhatikan kader, kaderisasi, kemudian publik. Kita mengikuti arahan dari Presiden Partai,” ujarnya.
Ia mengatakan, PKS Kukar akan terus membangun sinergi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah.
“Segera akan kita lakukan komunikasi dan silaturahmi dengan bupati. Kami sudah membangun komunikasi, tinggal menunggu jadwal dari bupati,” ungkapnya.
Terkait program kerja ke depan, ia menyebutkan dua fokus utama, yakni penguatan kaderisasi internal dan kolaborasi dengan masyarakat.
“Selain itu, kita juga akan meningkatkan kegiatan-kegiatan sosial yang sudah biasa dilakukan oleh PKS,” lanjutnya.
Sementara itu, Ketua DPD PKS Kukar periode 2020-2025, Firnadi Ikhsan, menilai tantangan partai ke depan tidak jauh berbeda dengan periode sebelumnya.
“Tantangan kita sebagai partai sebenarnya sama saja dengan sebelumnya. Kita harus menyiapkan kaderisasi, sebagaimana disampaikan dalam amanat DPP,” jelasnya.
Ia menekankan pentingnya kerja-kerja partai untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan generasi muda.
“Sekarang ini, sesuai dengan demografi, banyak anak muda. Namun, tantangan besar kita adalah bagaimana menyesuaikan kondisi, sebab anak-anak muda cenderung enggan berpartai,” kata Firnadi.
Menurutnya, partai harus bisa menjadi wadah yang nyaman untuk generasi muda sekaligus tetap dekat dengan masyarakat.
“Partai harus menjadi tempat masyarakat untuk menyalurkan aspirasi. Pada saatnya nanti, partai bisa meraih kepercayaan dengan memperoleh suara dan kursi yang lebih banyak,” tutupnya. (ak/ko)