Kukar Jadi Penyangga Pangan IKN, Distanak Sebut Inovasi Pertanian Jadi Prioritas

Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Pertanian Kukar, Moh. Rifani. (Akmal/adakaltim)

Tenggarong – Kutai Kartanegara (Kukar) semakin memantapkan perannya sebagai penyangga utama pangan di Kalimantan Timur, terutama dalam mendukung kebutuhan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Meskipun luas lahan pertanian di Kukar mengalami penyusutan karena pembangunan dan lain sebagainya, daerah ini tetap menjadi kontributor utama beras. Diketahui Kukar menyuplai sekitar 46 persen kebutuhan beras untuk Kalimantan Timur.

Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Pertanian dan Peternakan Kukar, Moh. Rifani, menyampaikan penurunan luas lahan ini memerlukan inovasi pertanian yang lebih progresif untuk menjaga dan meningkatkan produktivitas.

Menurutnya, tanpa langkah-langkah inovatif, Kukar akan kesulitan mempertahankan posisinya sebagai penyangga pangan, terutama dengan meningkatnya kebutuhan akibat pembangunan IKN.

“Lahan pertanian kita semakin menyusut, sementara kebutuhan pangan terus meningkat. Apalagi dengan adanya IKN, kita tidak bisa hanya mengandalkan cara-cara lama. Inovasi di bidang pertanian sangat diperlukan untuk mempertahankan produktivitas,” kata Rifani, Selasa (22/10/24).

Ia menjelaskan dengan adanya IKN, Kukar memiliki peluang besar untuk mengembangkan sektor pertanian dan memperluas usaha-usaha yang terkait dengan pangan.

Namun, Rifani mengingatkan peluang ini harus diimbangi dengan kesiapan sumber daya manusia yang lebih terampil dan penerapan teknologi pertanian yang mutakhir.

Dalam menghadapi tantangan ini, Distanak Kukar berencana mengembangkan berbagai inovasi, termasuk penggunaan teknologi modern dalam pengelolaan lahan dan peningkatan efisiensi produksi.

Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi antara petani, pemerintah, dan pihak terkait lainnya dalam memastikan bahwa inovasi yang diterapkan dapat berjalan dengan efektif.

Menurutnya, hanya dengan langkah-langkah strategis dan sinergi yang kuat, Kukar dapat terus menjadi penyangga pangan yang andal, baik untuk wilayahnya sendiri maupun untuk mendukung kebutuhan IKN.

“Jangan sampai kita fokus mensuplai pangan ke IKN, tetapi masyarakat di sini justru mengalami kekurangan. Untuk itu, inovasi dan penguatan SDM sangat penting,” pungkasnya. (adv/ak)

Bagikan :