Tenggarong – Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kutai Kartanegara (Kukar), Moh. Rifani, mengungkapkan jumlah petani di daerah hulu Kukar masih tergolong rendah.
Kondisi ini disebabkan oleh luas lahan yang dikelola sebagian besar petani di daerah tersebut masih kurang dari satu hektar, dengan beberapa petani hanya memiliki lahan seluas 0,5 hingga 0,3 hektar.
“Untuk skala usaha, ini masih kurang,” kata Rifani ketika diwawancarai media ini, Jumat (25/10/24).
Rifani menjelaskan setelah dilakukan penelusuran, ditemukan sejumlah kendala yang memperlambat perkembangan pertanian di daerah hulu.
“Kami mengetahui ada kekurangan alat mesin pertanian dan di beberapa lokasi sistem pengairan kurang baik,” ujarnya.
Menurutnya, jika potensi pengairan ini dibuka, lahan yang dapat dialiri air bisa mencapai ratusan hektar lebih, memberikan peluang besar untuk peningkatan produktivitas pertanian.
Ia menambahkan, Distanak berupaya menggali potensi ini agar pengembangan pertanian tidak hanya terfokus di wilayah tengah, namun juga mencakup wilayah hulu.
“Potensi lahan pertanian kita luas, dan kita perlu mendorong agar daerah hulu lebih tergarap,” katanya.
Saat ini, hanya ratusan hektar lahan di wilayah hulu yang sudah tergarap, itupun terbatas pada titik-titik tertentu.
Kata dia, Daerah tersebut meliputi Kecamatan Tabang, Kembang Janggut, Kenohan, Muara Wis, dan Muara Muntai.
“Potensinya besar, dan ini yang memang harus kita dorong lagi,” tutup Rifani. (adv/ak)