Tenggarong – Pelaksanaan Erau Adat Kutai tahun 2025 kini memasuki tahap persiapan akhir, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Pemkab Kukar) bersama Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura mematangkan berbagai agenda serta pembagian peran menjelang gelaran yang dijadwalkan berlangsung pada 21 hingga 29 September 2025.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kukar, Thauhid Afrilian Noor menyampaikan meski saat ini anggaran daerah tengah dilanda efisiensi, tradisi Erau tetap akan terlaksana sebagaimana mestinya.
“Kami laksanakan pembukaan Erau tanggal 21, Beseprah tanggal 25, dan Belimbur di tanggal 28 September,” ujarnya usai memimpin Rapat Finalisasi Erau Adat Kutai di kantor Disdikbud Kukar pada Rabu (3/9/2025).
Thauhid juga memastikan, Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana akan hadir pada Erau kali ini.
Ia menyebut, pembagian peran antara pemerintah dan kesultanan sudah jelas, terutama terkait urusan adat yang bersifat sakral.
“Pembagian tugas sudah jelas, urusan kesuktanan secara sakral adalah urusan Kesultanan, kita pemerintah tidak akan menyentuh sedikitpun karena itu bukan wilayah pemerintahan,” tegasnya.
Sementara itu, Perwakilan Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, Muhammad Heriansyah, menyebut Erau Adat Kutai 2025 tetap menjadi bentuk kolaborasi antara kesultanan dengan pemerintah daerah.
“Tahun ini tetap bersama berkolaborasi antara kesultanan dengan pemerintah daerah karena tidak terlepas daripada itu pemerintah saat ini adalah sebuah periodesasi dari kesultanan terdahulu,” ucapnya.
Tahun ini, lanjutnya, pelaksanaan Erau juga bertepatan dengan peringatan Hari Jadi Tenggarong yang ke-243.
Menurut Heriansyah, momen ini sekaligus menjadi pengingat akan perjalanan panjang Kerajaan Kutai yang kini menjadi bagian dari Kabupaten Kutai Kartanegara.
Erau bukan hanya perayaan budaya, tetapi juga sarana memperkuat kerukunan masyarakat.
“Momen Erau ini kita harapkan seluruh paguyuban dan masyarakat bisa bercampur baur sesuai falsafah kesultanan. Ada empat fondasi yang kita junjung, yaitu adat, adab, berbudaya, dan beragama,” tutupnya. (ak/ko)