Hari ke-3 Pencarian Hafis Azhar, Bocah Tenggelam di Sungai Mahakam Bakal Terus Dilanjutkan

Pencarian korban tenggelam di bawah jembatan Kartanegara pada ke-3. (Akmal/adakaltim)

Tenggarong – Pencarian Hafis Azhar, bocah 13 tahun yang dilaporkan tenggelam di Sungai Mahakam, telah memasuki hari ketiga.

Hafis, yang merupakan warga Kelurahan Bukit Biru, Tenggarong, tenggelam saat bermain di perairan di bawah Jembatan Kartanegara pada Kamis (10/10/2024) sekira pukul 16.30 Wita.

Tim SAR gabungan masih terus melakukan upaya pencarian di sekitar lokasi kejadian.

Koordinator Unit Siaga SAR Samarinda, Riqi Efendi, menyampaikan bahwa pencarian pada hari ketiga ini difokuskan pada penyisiran di permukaan air dan pemantauan dari posko utama.

Tim penyelamat memperluas area pencarian hingga radius dua kilometer dari titik tenggelamnya korban. Pihaknya juga telah menginformasikan kepada kapal-kapal yang melintas di Sungai Mahakam, termasuk kapal pengangkut batu bara, untuk turut membantu pemantauan.

“Hari ini adalah hari ke-3 operasi SAR. Tim sudah melaksanakan penyisiran dan berfokus pada permukaan air serta pemantauan dari posko atau TKP hingga radius 2 km,” ujar Riqi, Sabtu (12/10/24).

Menurut Riqi, tim SAR gabungan telah menurunkan 11 alat utama penyelamatan, yang terdiri dari berbagai elemen termasuk Basarnas, Polairud, BPBD, Disdamkar, relawan, serta masyarakat yang menggunakan perahu ketinting.

“Cukup banyak pihak yang terlibat dalam pencarian ini, baik dari pemerintahan maupun relawan dari Samarinda dan Tenggarong serta masyarakat sekitar,” ujar Riqi.

Untuk mempercepat pencarian, operasi SAR dibagi dalam beberapa sektor.

Pencarian dilakukan di berbagai titik, termasuk di sektor Polairud Polresta Tenggarong, sektor Rumah Tepian Pandan, sektor PODSI, dan sektor Samsat Pal 6.

Setiap pagi, tim memulai pencarian sekitar pukul 07:00 Wita. Pada siang hari tim pencari akan mengganti sektor fokus pencarian selanjutnya.

Tim juga terus berupaya memberikan informasi kepada masyarakat yang tinggal di pesisir Sungai Mahakam agar mereka dapat ikut membantu proses pencarian.

Riqi juga menjelaskan penyelaman yang dilakukan pada hari pertama tidak lagi dilanjutkan di hari kedua dan ketiga.

Berdasarkan evaluasi, kondisi sungai dengan arus yang kuat dan visibilitas yang sangat rendah membuat penyelaman menjadi tidak efektif.

Selain itu, arus sungai yang deras diduga telah menggeser korban dari lokasi awal tenggelam.

“Kami tidak melakukan penyelaman lagi karena, sesuai dengan SOP, jika korban tidak ditemukan di lokasi pada hari pertama, kemungkinan besar korban sudah bergeser,” tutupnya. (ak)

Bagikan :