Tenggarong – Erau Adat Kutai Pelas Benua 2025 tidak hanya akan menampilkan ritual adat yang menjadi ikon budaya masyarakat Kutai, tetapi juga menghadirkan kompetisi olahraga tradisional (oltrad) sebagai sajian istimewa bagi masyarakat.
Melalui Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kukar, pemerintah daerah memastikan gelaran tahun ini semakin semarak dengan cabang-cabang olahraga tradisional yang selalu ditunggu masyarakat.
Kepala Dispora Kukar, Aji Ali Husni menyampaikan bahwa pihaknya berkomitmen penuh untuk menghadirkan oltrad sebagai bagian penting dari rangkaian Erau.
Menurutnya, keterbatasan anggaran bukan halangan untuk menjaga semangat pelestarian budaya dan menghadirkan hiburan bagi masyarakat.
Ia menekankan bahwa Erau bukan hanya pesta budaya, tetapi juga pesta rakyat yang menghadirkan kebersamaan dan keceriaan.
“Tahun ini kami ingin menjadikannya lebih semarak dengan oltrad yang menghibur, penuh semangat kebersamaan, dan tetap menjaga akar budaya leluhur kita,” ucapnya saat ditemui pada Rabu (17/9/2025).
Dispora Kukar memutuskan mempertandingkan empat cabang olahraga tradisional pada Erau kali ini, yakni gasing, belogo, menyumpit, serta satu cabang lain yang masih difinalisasi panitia.
Menurut Ali, jumlah cabang memang dikurangi agar pelaksanaan lebih fokus dan meriah.
“Empat cabang ini punya basis komunitas yang besar di Kukar, jadi kami yakin antusiasmenya tinggi.,” jelasnya.
Pertandingan oltrad rencananya akan dipusatkan di halaman parkir Pulau Kumala, lokasi strategis yang selalu menjadi daya tarik pengunjung saat perayaan Erau.
Ali menegaskan, keberadaan oltrad bukan hanya sekadar lomba, tetapi juga momentum untuk menumbuhkan kecintaan pada budaya lokal.
“Setiap kali Erau digelar, masyarakat selalu menunggu lomba tradisional. Semakin semarak pelaksanaannya, semakin kuat rasa cinta generasi muda pada budaya kita,” ungkapnya.
Selain itu, ia juga menyebutkan oltrad menjadi sarana edukasi bagi anak-anak dan remaja agar tidak hanya mengenal olahraga modern.
“Kami ingin generasi muda menghidupkan olahraga tradisional sebagai bagian dari identitas kita,” tuturnya.
Ali optimistis Erau tahun ini akan lebih berkesan dengan dukungan komunitas, pemerintah daerah, dan masyarakat.
“Erau bukan hanya milik pemerintah, tapi milik masyarakat Kukar. Mari kita jadikan momen ini sebagai ajang kebersamaan, pesta budaya, dan sarana memperkuat identitas daerah,” tandasnya. (ak/ko)





