Tenggarong – Kutai Kartanegara (Kukar) kembali dilanda banjir akibat curah hujan tinggi yang terjadi dalam beberapa hari terakhir, mengakibatkan ratusan hektar sawah di Kelurahan Bukit Biru, Tenggarong terendam air.
Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan petani hingga memicu pertanyaan terkait penyebab dan langkah penanganan dari Pemkab Kukar.
Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kukar, Taufik, ketika di konfirmasi media adakaltim.com menjelaskan bahwa banjir di Bukit Biru merupakan dampak dari kondisi geografis wilayah tersebut.
Ia menyebut banjir kali ini juga dipengaruhi oleh curah hujan yang tinggi dan sungai mahakam yang sedang pasang, sehingga air dari wilayah tersebut sulit mengalir dengan cepat ke sungai.
“Curah hujan yang tinggi ditambah mahakam yang sedang pasang membuat air sulit turun,” ungkap Taufik.
Taufik juga menanggapi keluhan petani yang mengaitkan banjir ini dengan proyek irigasi yang belum selesai.
Ia menegaskan banjir semacam ini sebenarnya sudah menjadi pola tahunan di wilayah Bukit Biru setiap kali intensitas curah hujan meningkat.
Menurutnya, proyek irigasi tidak menjadi faktor utama penyebab banjir, karena situasi serupa juga terjadi di daerah lain seperti Loa kulu dan Desa Jonggon Jaya, yang tidak memiliki proyek pembangunan serupa.
“Banjir seperti ini hampir setiap tahun terjadi saat curah hujan tinggi. Tidak ada kaitannya dengan proyek irigasi,” tegasnya.
Saat ini, Distanak Kukar sedang berdiskusi untuk menentukan langkah penanganan yang tepat.
Taufik menambahkan bahwa pemerintah sudah memulai program asuransi lahan sawah di beberapa wilayah, meskipun kebijakan itu belum dilakukan di Bukit Biru.
“Di beberapa lokasi lain kami sudah mengadakan asuransi untuk sawah, tetapi wilayah ini belum masuk ke konsolidasi,” pungkasnya. (Ak)