Distanak Kukar Luncurkan Inovasi Rapak Kukar untuk Optimalisasi Pertanian

Kepala Bidang Sarpras Distanak Kukar, Moh. Rifani. (Akmal/adakaltim)

Tenggarong – Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) telah meluncurkan inovasi baru bernama Ruang Produksi Pada Kawasan Padi Sawah (Rapak) Kukar yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pertanian.

Program ini diinisiasi oleh Kepala Bidang Sarpras Distanak Kukar, Moh. Rifani sebagai ketua dalam projek ini dengan bimbingan Muhamad Harry, serta di bawah mentor Kepala Dinas Distanak Kukar, Muhammad Taufik.

“Dengan adanya Rapak Kukar, kami ingin memastikan bahwa pembangunan pertanian tidak lagi bersifat parsial, tetapi lebih terarah pada peningkatan hasil nyata,” ujar Rifani, Selasa (15/10/24).

Rapak Kukar lahir sebagai solusi atas tantangan pengelolaan lahan di Kukar, khususnya pada kawasan-kawasan yang telah ditetapkan sebagai prioritas.

Inovasi ini juga dilatarbelakangi oleh pelatihan yang diikuti Rifani di Pusat Pelatihan dan Pengembangan serta Kajian Desentralisasi Otonomi Daerah Lembaga Administrasi Negara (LAN) Republik Indonesia di Samarinda.

Dalam pelatihan tersebut, peserta diminta untuk menciptakan inovasi yang relevan dengan tugas pokok mereka, yang kemudian mengarahkan Rifani untuk mengembangkan Rapak Kukar.

Menurut Rifani, terdapat 13 kawasan peta yang ada di kukar, namun hanya 5 kawasan dengan luas lebih dari 1.000 hektar yang menjadi fokus utama.

Kawasan-kawasan prioritas ini, yang antara lain meliputi Sebulu-Muarakaman, Tenggarong Seberang 1 dan 2, Tenggarong, dan Marangkayu, dipilih berdasarkan potensi produktivitasnya.

Rifani menyampaikan meskipun fokus program ini ada pada kawasan besar, kawasan lain yang lebih kecil tetap diperhatikan.

“Kita tetap memperhatikan kawasan yang lebih kecil, namun fokus utama kami ada pada kawasan dengan luas 1.000 hektar ke atas,” katanya.

Ia menambahkan bahwa program ini berfokus pada peningkatan produktivitas dan hasil nyata yang dapat diukur secara jelas.

Sistem pemetaan dalam Rapak Kukar digambarkan seperti lampu lalu lintas, di mana kawasan dengan produktivitas rendah diberi tanda merah, kawasan dengan produktivitas menengah diberi tanda kuning, dan kawasan dengan produktivitas tinggi diberi tanda hijau.

Melalui sistem ini, pemerintah dapat melihat secara jelas daerah mana yang membutuhkan intervensi lebih besar.

Pada akhirnya, Rapak Kukar diharapkan dapat memberikan manfaat yang nyata tidak hanya dalam bentuk output fisik, tetapi juga outcome berupa peningkatan kesejahteraan petani.

“Tujuan akhir kami adalah meningkatkan produktivitas pertanian yang akan berujung pada kesejahteraan masyarakat petani di Kukar,” tutupnya. (ak)

Bagikan :