Distanak Kukar Lakukan Validasi Lahan Pertanian di Kecamatan Kenohan

Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Kukar, Moh. Rifani. (Akmal/adakaltim)

Tenggarong – Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kutai Kartanegara (Kukar) melakukan kunjungan ke wilayah Kenohan pada 19 Oktober 2024 lalu, untuk meninjau dan memvalidasi kondisi lahan pertanian di daerah hulu.

Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Kukar, Moh. Rifani menjelaskan Kunjungan tersebut adalah bertujuan untuk memastikan data terkait lahan pertanian yang ada.

Menurut Rifani, selama ini kegiatan pertanian di Kukar lebih banyak berfokus pada daerah hilir.

Oleh karena itu, pihaknya merasa perlu memperluas perhatian ke wilayah hulu yang jumlah sawahnya cenderung lebih sedikit.

“Kami sekarang melakukan pengukuran di daerah hulu karena sawahnya cenderung sedikit,” ungkapnya, kamis (24/10/24).

Hal ini penting, karena pasokan beras dari daerah tersebut belum mampu mencukupi kebutuhan di lima kecamatan.

Lima kecamatan tersebut meliputi Kecamatan Muara Muntai, Muara Wis, Kenohan, Kembang Janggut, dan Tabang.

Rifani menambahkan perencanaan yang lebih matang diperlukan untuk mengatasi kekurangan tersebut.

Selain itu, Rifani mengungkapkan kunjungan ini juga dilakukan untuk memvalidasi sertifikat lahan yang telah dikeluarkan oleh Kementerian ATR.

Menurutnya, hal ini sangat penting untuk mengetahui jumlah riil luas kawasan pertanian di lima kecamatan di daerah hulu.

Validasi tersebut akan membantu Distanak Kukar dalam menyusun perencanaan yang lebih terukur dan berbasis data.

“Kami ingin tahu jumlah riil luas kawasan pertanian di lima kecamatan tersebut, sekaligus melihat potensi pertanian di daerah tersebut,” jelas Rifani.

Selama ini, menurutnya, banyak pembahasan mengenai potensi lahan, namun tidak jarang lahan yang dianggap berpotensi ternyata masuk dalam kawasan hutan.

Oleh karena itu, jika hal tersebut terjadi, pihaknya akan mendorong adanya mekanisme kehutanan sosial untuk mengatasi masalah ini.

Rifani juga menyampaikan tujuan utama dari kunjungan ke Kenohan ini adalah untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai kondisi lahan pertanian yang sudah dibuka dan yang belum.

Dengan mengetahui lokasinya secara pasti, perencanaan ke depan akan menjadi lebih mudah dan akurat.

“Kami tidak ingin hanya berbicara narasi saja. Dengan mengetahui lokus dan luasannya, perencanaan kami bisa lebih tepat sasaran,” tutupnya. (adv/ak)

Bagikan :