Distanak Kukar Gelar Sosialisasi Aksi Perubahan Ruang Produksi Padi Sawah, Libatkan Bappeda dan Dinas PU

Penyerahan MoU Dinas Pertanian dan Peternakan dengan Dinas PU dan Bappeda. (Akmal/adakaltim)

Tenggarong – Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) menggelar sosialisasi Aksi Perubahan (Akper) Ruang Produksi pada Kawasan Padi Sawah di Hotel Grand Elty Tenggarong, Selasa (1/10/2024).

Hadir dalam kegiatan ini juga, Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kukar serta Dinas Pekerjaan Umum (PU) untuk melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU).

Kepala Distanak Kukar, Muhammad Taufik mengatakan, dengan adanya peta kawasan padi yang telah diklasifikasi secara spesifik, intervensi terkait input produksi akan lebih terarah.

“Tindak lanjut Akper akan melibatkan bidang-bidang terkait, termasuk tanaman pangan, perkebunan, penyuluhan, serta Dinas PU,” ucapnya.

Program ini akan difokuskan pada lima kawasan utama dengan luas sawah di atas 1.000 hektar, yaitu Kecamatan Marangkayu, Tenggarong, Loa Kulu, Tenggarong Seberang 1, Tenggarong Seberang 2, dan Sebulu-Muara Kaman, kawasan tersebut mencakup lebih dari 54% sawah di Kukar.

Selain itu, kawasan di bawah 1.000 hektar, seperti di Kecamatan Kota Bangun, Anggana, dan Samboja, juga akan menerima intervensi, meskipun tak seintensif lima kawasan utama.

Akper ini memiliki target jangka menengah untuk memperluas klasifikasi lahan di luar lima kawasan utama, khususnya yang termasuk dalam sembilan kecamatan sentral penghasil padi.

Dalam pelaksanaan Akper, Dinas PU akan memiliki peran strategis, terutama dalam intervensi sarana irigasi untuk meningkatkan produktivitas lahan yang menghasilkan 3-4 ton padi per hektar.

“Dinas PU akan menangani pembangunan irigasi primer dan sekunder di kawasan yang produktivitasnya tinggi,” ungkap Taufik.

Selain itu, Bappeda akan berfokus pada perencanaan dan pendanaan untuk mendukung program ini. Sedangkan, Distanak Kukar, melalui bidang tanaman pangan dan balai penyuluhan pertanian akan memastikan implementasi teknis di lapangan.

Taufik berharap dengan sosialisasi yang berkelanjutan kepada para petani, intervensi yang dilakukan Pemda dapat meningkatkan produktivitas lahan yang rendah dan mempertahankan produktivitas lahan yang sudah tinggi.

“Keberhasilan Akper ini tidak hanya bergantung pada Pemda, tetapi juga pada keterlibatan aktif dari para petani,” tutupnya. (ak)

Bagikan :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *