Menarik, KUA Tenggarong Juga Terapkan Tepuk Sakinah Bagi Para Catin

Kepala KUA Tenggarong, Naryanto. (Akmal/adakaltim)

Tenggarong – Fenomena Tepuk Sakinah kini tengah menjadi tren di berbagai media sosial. Yel-yel penuh semangat yang diiringi tepukan tangan ritmis dan kalimat positif ini ramai diperbincangkan warganet.

Tak mau tertinggal, Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Tenggarong pun ikut menerapkannya dalam setiap sesi Bimbingan Perkawinan (Bimwin) para calon pengantin.

Dengan pendekatan yang ceria dan interaktif, KUA Tenggarong berupaya menyampaikan nilai-nilai kehidupan rumah tangga kepada calon pengantin dengan cara yang lebih ringan dan menyenangkan.

Kepala KUA Tenggarong, Naryanto, menjelaskan bahwa Tepuk Sakinah bukan fenomena baru, melainkan bagian dari program edukasi yang sudah lama dijalankan oleh Kementerian Agama (Kemenag).

Program ini, kata dia, menjadi bentuk inovasi pembelajaran agar peserta tidak hanya menerima materi, tetapi juga ikut berinteraksi aktif selama kegiatan berlangsung.

“Secara keseluruhan, Tepuk Sakinah itu sudah dilakukan di seluruh KUA secara massal. Itu bagian dari bimbingan bagi calon pengantin, semacam ice breaking supaya peserta tidak merasa bosan atau jenuh saat mengikuti sesi,” terangnya, Kamis (9/10/2025).

Menurutnya, meningkatnya popularitas fenomena Tepuk Sakinah disebabkan oleh banyaknya unggahan kegiatan Bimwin di media sosial yang menampilkan suasana ceria dan kekompakan peserta.

Ia menyebut, kegiatan ini sebenarnya sudah lebih dulu dikenal di sejumlah daerah luar pulau jawa sebelum akhirnya menjadi tren secara nasional.

“Baru-baru ini saja ramai diupload ke media. Kalau untuk teman-teman di luar Jawa, kegiatan seperti ini sudah dilakukan sejak lama. Kebetulan kami di Instagram KUA Tenggarong juga baru aktif kembali,” ujarnya.

Lebih dari sekadar hiburan, Tepuk Sakinah membawa pesan mendalam tentang makna cinta dan tanggung jawab dalam kehidupan rumah tangga.

Di setiap gerakan dan ucapannya, tersimpan nilai-nilai moral yang menuntun calon pengantin untuk saling menghormati dan menjaga komitmen.

“Berpasangan tiga kali berarti meyakini suami dan istri sebagai pasangan seumur hidup. Janji Kokoh tiga kali bermakna bahwa perkawinan itu perjanjian yang sangat kuat. Saling Cinta, Saling Hormat, Saling Jaga, dan Saling Ridho mengajarkan pasangan untuk saling menghargai dalam setiap aspek kehidupan,” jelasnya.

Bagian penutup dari yel-yel ini, yakni kalimat “Musyawarah untuk Sakinah”, juga memiliki makna yang dalam.

Ia menggambarkan pentingnya komunikasi, kebersamaan, dan penyelesaian masalah secara damai dalam kehidupan rumah tangga.

Menurut Naryanto, nilai-nilai inilah yang seharusnya menjadi dasar kuat bagi setiap pasangan yang hendak membangun keluarga.

Program Tepuk Sakinah mulai digagas Kemenag pada 2024 sebagai salah satu upaya menekan angka perceraian.

Melalui pendekatan yang lebih humanis dan menggembirakan, metode ini diharapkan mampu menarik minat calon pengantin untuk mengikuti Bimwin dengan lebih antusias.

Suasana pelatihan pun menjadi lebih hidup tanpa kehilangan esensi pembelajaran yang ingin disampaikan.

Dengan hadirnya Tepuk Sakinah, KUA Tenggarong berharap bimbingan pranikah dapat berlangsung lebih interaktif dan berkesan.

“Tiap bimbingan perkawinan pasti ada, baik di awal kegiatan maupun saat istirahat, sebagai ice breaking untuk menyemangati calon pengantin agar lebih semangat dan bahagia menjalani proses bimbingan,” pungkasnya. (ak/ko)

Bagikan :