Rembug KTNA Nasional ke 54 Perkuat Hilirisasi Pertanian di Kutai Kartanegara

Pembukaan rembug KTNA Nasional ke-54 di Kabupaten Kukar. (Akmal/adakaltim)

Tenggarong – Rembug Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional ke-54 menjadi momentum penting bagi penguatan sektor pertanian di Kutai Kartanegara (Kukar), khususnya dalam mendorong hilirisasi hasil pertanian.

Pembukaan rembug KTNA Nasional ke-54 digelar di halaman parkir Kantor Bupati Kukar pada Sabtu (20/9/2025).

Rembug KTNA sendiri diikuti sekitar 2.000 peserta dari seluruh Indonesia dan dalam pembukaan turut dihadiri Menteri Pertanian RI, Amran Sulaiman, secara daring melalui sambungan zoom.

Wakil Gubernur Kalimantan Timur, Seno Aji, dalam menegaskan bahwa forum KTNA menjadi wadah penting untuk meningkatkan semangat petani dan nelayan.

“KTNA ini membuat petani-petani kita semakin bersemangat, nelayan-nelayan kita juga semakin mendunia nanti ke depannya. Kita juga semakin percaya diri karena Kaltim ini sebagai jalur alki dua, jalur pelayaran dan nelayan yang sangat potensial di Indonesia,” ujarnya.

Ia berharap penyelenggaraan KTNA tahun ini tidak berhenti hanya pada seremoni semata, melainkan benar-benar memberi manfaat nyata bagi seluruh peserta.

“Dengan begitu, swasembada pangan Kaltim dan ketahanan pangan di Kalimantan Timur bisa terwujud melalui KTNA,” lanjut Seno Aji.

Sementara itu, Bupati Kukar, Aulia Rahman Basri, menyebut rembug KTNA menjadi salah satu agenda penting yang memfasilitasi pertemuan petani dan nelayan dari berbagai daerah.

Ia menilai forum rembug dapat menjadi ajang strategis untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan.

“Kita berharap dengan adanya Rembug ini akan terjadi kolaborasi, tukar pendapat, transfer teknologi, dan transfer informasi antar petani maupun nelayan. Sehingga yang kita harapkan akan semakin meningkatkan produktivitas dari petani dan nelayan itu sendiri,” jelasnya.

Ia juga menegaskan peran Kukar sebagai lumbung pangan utama Kalimantan Timur.

Berdasarkan data, Kukar memiliki luas sawah mencapai 46 persen dari total provinsi dengan produksi padi sekitar 48 persen.

Lebih lanjut, Aulia menyampaikan pemerintah daerah kini sedang fokus pada penguatan hilirisasi pertanian.

Dengan strategi ini, harga produk bisa lebih terjaga dan nilai tambah sektor pertanian akan meningkat.

“Sekarang kita berusaha menggiring ini ke proses hilirnya, di mana kita berharap semakin kita bisa mengembangkan proses hilir, maka dari segi harga bisa kita jaga, dan dari segi PDRB Kukar juga semakin meningkat,” pungkasnya. (ak/ko)

Bagikan :