Tenggarong – Permasalahan air bersih masih menjadi pekerjaan rumah bagi sejumlah desa pesisir di Kecamatan Anggana.
Untuk mengatasinya, pemerintah kecamatan kini mengutamakan pola perencanaan berbasis kebutuhan masing-masing desa agar program berjalan efektif dan berkelanjutan.
Camat Anggana, Rendra Abadi, menuturkan bahwa kondisi geografis dan ketersediaan infrastruktur di tiap desa tidak sama, sehingga pendekatan penyelesaiannya pun berbeda.
“Setiap desa punya karakteristik sendiri. Ada yang memang kesulitan air, ada juga yang butuh peningkatan infrastruktur. Jadi solusinya harus disesuaikan,” katanya, Sabtu (19/7/2025).
Saat ini, Desa Sepatin menjadi prioritas pertama dengan pembangunan sarana air bersih melalui dukungan anggaran dari Pemkab Kukar sebesar Rp5 miliar.
Fasilitas ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan air bersih warga dengan membangun tandon penyimpanan, pipa distribusi, dan saluran sambungan ke setiap rumah.
Di desa lain seperti Tani Baru dan Muara Pantuan, pemerintah kecamatan masih melakukan pemetaan lokasi sumber air bersama dinas teknis terkait.
Hasil pemetaan ini akan menjadi dasar penyusunan rancangan teknis agar pembangunan sesuai kondisi lapangan.
Rendra juga mengingatkan pentingnya peran masyarakat dalam mendukung keberlanjutan program air bersih.
Ia menegaskan, fasilitas yang ada akan bermanfaat maksimal bila warga turut menjaga dan merawatnya.
“Kalau masyarakat tidak merawat, berapa pun dana yang dikeluarkan tidak akan bertahan lama,” ujarnya.
Untuk mendukung upaya ini, pihak kecamatan juga aktif melakukan penyuluhan terkait pola hidup bersih, sanitasi, dan pengelolaan air yang hemat.
Kegiatan edukasi tersebut menggandeng kader desa dan tokoh masyarakat agar pesan mudah diterima warga.
Dengan langkah terpadu dan dukungan semua pihak, Rendra optimistis masalah air bersih di wilayah pesisir Anggana bisa segera teratasi.
“Air bersih ini kebutuhan mendasar, kami tidak ingin ada warga yang masih kesulitan mengaksesnya,” pungkasnya. (adv/ak/ko)